KAIDAH BAHASA ARAB (KANA WA AKHWATUHA) / PERUSAK TATANAN KALIMAT BAHASA ARAB
Setelah kmaren ina wa akhwatuha skrang kita ke bab kana wa akhwatuha
Pengertian Kaana Wa Akhwatuha "كان و أخواتها".
kaana wa akhwatuha adalah salah satu kumpulan fi'il yang termasuk amil nawasikh, atau amil yang merusak tatanan hukum mubtada dan khobar. Berikut ini adalah Kaana dan saudara-saudaranya:
• كَانَ
• بَاتَ
• ظَلَّ
• أَضْحَى
• أَصْبَحَ
• أَمْسَى
• صَارَ
• لَيْسَ
• ما زَالَ
• مَا بَرِحَ
• ما فًتِئَ
• مَا انْفَكَ
• مَا دَامَ
2. Fungsi kaana wa akhwatuha (كان و أخواتها)
Fungsi kaana adalah تَرْفَعُ الاِسْمَ وَتَنْصِبُ الْــخَبَر "merofa'kan isim (kaana) dan menasabkan khobar (kaana)". Perhatikan contoh berikut:
Sebelum kemasukan كَانَ
مُحَمَّدٌ كَرِيْمٌ
contoh di atas adalah susunan mubtada dan khobar, mubtada: مُحَمَّدٌ, khobar: كَرِيْمٌ
Setelah kemasukan كَانَ
كَانَ مُحَمَّدٌ كَرِيْمًا
Setelah kemasukan كَانَ, maka ada perubahan istilah. Mubtada "مُحَمَّدٌ" berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana. kita kembali pada tugas kaana wa akhwatuha bahwa kaana dan saudaranya bertugas untuk merofa'kan isim (kaana) yaitu "مُحَمَّدٌ" tanda rofa'nya adalah dhommah, dan menashobkan khobar kaana yaitu "كَرِيْمًا" tanda nashobnya adalah fathah.
Contoh lain:
yle="color: red;">
Sebelum kemasukan كَانَ
اللَّهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
contoh di atas adalah susunan mubtada dan khobar, mubtada: اللَّهُ, khobar: غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Setelah kemasukan كَانَ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُوْراً رَحِيْماً
Setelah kemasukan كَانَ, maka ada perubahan istilah. Mubtada berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana. jika kita i'rob maka menjadi:
. Akhwatu Kaana dan Contohnya
Berikut ini adalah saudara-saudaranya kaana, yaitu fi'il yang merofa'kan isimnya dan menashobkan khobarnya:
• بَاتَ : (mengerjakan sesuatu) di malam hari
atau bermakna menjelaskan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada malam hari. Contoh:
بَاتَ زَيْدٌ نَوْمًا "Zaid tidur di malam hari"
• ظَلَّ زَيْدٌ صَوْمًا "Zaid berpuasa pada siang hari"
• أَضْحَى : (mengerjakan sesuatu) di waktu dhuha 'siang sebelum dhuhur'
atau bermakna menjelaskan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu dhuhur.
Contoh:
أضْحَى زَيْدٌ ذَاهِبًا "Zaid pergi di waktu dhuha"
• أَصْبَحَ : (mengerjakan sesuatu) di waktu pagi
atau bermakna menjelaskan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada pagi hari.
Contoh:
أصْبَحَ زَيْدٌ آكِلًا "Zaid makan di pagi hari"
• أَمْسَى : (mengerjakan sesuatu) di waktu sore
atau bermakna menjelaskan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi pada sore hari.
Contoh:
أَمْسَى زَيْدٌ آكِلًا "Zaid makan di sore hari"
• صَارَ : berbubah
atau jg bermakna perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan lain.
Contoh:
صَارَ زَيْدٌ عَالِمًا "Zaid berubah menjadi orang yang alim"
• لَيْسَ : bukan atau tidak
Contoh:
لَيْسَ زَيْدٌ مُدَرِّسًا "Zaid bukan seorang guru"
• ما زَالَ : senantiasa atau masih
Contoh:
مَازَال زَيْدٌ قَائِمًا "Zaid masih berdiri"
• مَا بَرِحَ : senantiasa atau masih
Contoh:
مَابَرِحَ زَيْدٌ قَائِمًا "Zaid masih berdiri"
• ما فًتِئَ : senantiasa atau masih
Contoh:
مَافًتِئَ زَيْدٌ قَائِمًا "Zaid masih berdiri"
• مَا انْفَكَ : senantiasa atau masih
Contoh:
مَاانْفَكَ زَيْدٌ قَائِمًا "Zaid masih berdiri"
• مَا دَامَ : senantiasa atau masih
Contoh:
مَادَامَ زَيْدٌ قَائِمًا "Zaid masih berdiri"
Komentar
Posting Komentar